Thursday 5 September 2013

Kasepuhan Cisungsang ada di Kampung Cisungsang yang berada persis di tepian kawasan Taman Nasional Gunung Halimun-Salak. Tidak jauh dari Kampung Cisungsang yang masih asri, ada perbatasan antara Banten dengan Jawa Barat yang dipisahkan oleh sungai yang membelah Kabupaten Lebak dengan Sukabumi. Jarak Kampung Cisungsang dari ibu kota Rangkasbitung kurang lebih 150 kilometer, sementara dari Jakarta kurang lebih 280 kilometer. Deretan rumah di kampung adat ini tampak tertata rapi dengan tata letak kampung yang terbilang dinamis. Semua rumah warga adat terlihat menghitam dengan beratap ijuk dari pohon aren. Beberapa rumah kecil juga berdiri diantara gawir-gawir (tebing) yang tidak terlalu tinggi dan mengapit sebuah rumah besar serta dua balai pertemuan yang ada di bawahnya yang merupakan pusat Kampung Adat Kasepuhan Cisungsang.
Warga kampung adat ini percaya bahwa Kasepuhan Cisungsang didirikan Prabu Walangsungsang yang merupakan anak dari Prabu Siliwangi yang sudah mengalami kondisi 'Ilang Galuh Pajajaran'. Raja tersebut memberi banyak keturunan untuk masyarakat Sunda yang telah tersebar di hampir seluruh wilayah Jawa Barat. Konon katanya, kata Cisungsang sendiri dibentuk dari dua buah suku kata, yakni 'ci' dan 'sungsang'. Secara harfiah makna kata ‘ci’ yaitu bentuk singkatan dari cai yang dalam bahasa Sunda artinya adalah air. Sementara ‘sungsang’, dalam bahasa Sunda artinya adalah terbalik atau berlawanan dari kondisi yang telah lazim atau umum. Sehingga, istilah Cisungsang bisa diartikan sebagai air yang mengalir kembali ke hulu (mengalir dengan arah terbalik). Masyarakat Kaseuhan Cisungsang juga percaya kalau kampung mereka adalah desa pertama yang didirikan oleh Walangsunsang. Mereka menyebut Walangsungsang dengan istilah ‘Guru Cucuk’.

Sejarah awal berdirinya Kasepuhan Adat Banten Kidul diawali dengan adanya musyarawah oleh para sesepuh pada zaman dulu. Dari musyawarah tersebut, terciptalah lima turunan mandiri kasepuhan adat di sekitar Banten selatan. Satu kasepuhan ada di daerah Bayah, sementara saudara serumpun tercipta pada daerah lain. Saudara serumpun tersebut dibagi jadi dua istilah yakni ‘dulur awewe’ (saudara wanita) dan ‘dulur lalaki’ (saudara pria). “Dulur awewe” (saudara wanita) kasepuhan Banten Kidul yaitu, Citorek dan Cicarucub. Sementara dulur lalaki yaitu Ciptagelar dan Cisungsang. Dari semua kasepuhan, yang terbesar adalah Cisungsang. Sementara Ciptagelar merupakan satu-satunya yang ada pada wilayah Jawa Barat. Dikarenakan tinggal di pegunungan, tidak mengherankan bila leluhur keturunan dari Kerajaan Pajajaran di Kampung Adat Kasepuhan Cisungsang merupakan masyarakat agraris yang mengandalkan pertanian, utamanya adalah padi.


EmoticonEmoticon